Suara Manusia Bukanlah Suara Tuhan, dalam Perspektif Filosofi?

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh : MMMHS/ HERSIT.

 

MANUSIA, itu diciptakan oleh Tuhan paling sempurna dibanding makhluk yang lain tapi manusia itu dari sudut perspektif psikologis nya kejiwaan sering berubah-ubah hari ini bicara A besok bisa B dst nya kadang dia tidak menepati janji pada diri sendiri dan pada masyarakat apa yang disuarakan dalam pilpres atau pilkada dan caleg apa saja untuk menduduki suatu jabatan penting dalam suatu lembaga tinggi negara kenapa bisa ini terjadi itulah sifat manusia dari sudut politis bisa di benarkan ada juga orang berpendapat sudah tercapai apa yang ada dalam pikiran nya uda lupa dia atau pura-pura menghindar, ketika belum tercapai minta di dukung oleh massa atau masyarakat termasuk berorganisasi dalam lingkungan pekerjaan apa saja itulah sifat bahkan bisa dikatakan ” Karakter ” karena manusia sejak Adam dan Hawa kita semua keturunan nya memang itulah adanya.

 

Program-program muluk-muluk bisa keluar dari mulut nya sendiri jika saya nanti jadi pejabat anu-anu dan lainnya nyata “nol ” masyarakat kecewa berat bukan, maka nya masyarakat berangkat dari kekecewaan itulah terjadi ” Mandele ” istilah Batak Selatan alias kecewa berat sebut saja ngambek istilah gaulnya.

 

Pemimpin yang sudah terpilih dia ada Iman di hatinya tidaklah demikian ada nya takut dia berjanji dan takut sama Tuhan insya Allah dia akan melaksanakan tugas pengabdian nya bukan hanya memperkaya diri dan keluarga nya dia sadar itu semua adalah titipan Ilahi dan sifat nya sementara jabatan itu jika sifat ini ada pada seorang pemimpin yang baik tidak akan terjadi yang nama pembodohan pada masyarakat atau yang seorang pemimpin itu akan diminta pertanggung jawaban apa yang pimpin kepada Tuhan Yang Maha Esa, dia akan sadar dan tidak membuat orang benci pada nya.

 

Manusia itu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri perlu di ingat kesuksesan yang kita raih ada bantuan orang lain dan dukungan orang lain jika dia lupa itu nama nya pemimpin yang zholim lupa daratan, lupa dengan orang atau dukungan orang lain, bentuk bantuan tidak semata- mata materi bisa juga lewat tenaga dan pemikiran.

 

Kesimpulan nya manusia di ciptaksn oleh Tuhan psling sempurna di bandingkan dengan makhluk lain tapi manusia tidaklah sempurna tepat lupa,, ambisius yang berlebihan kadang dia hanya memperkaya dirinya dengan keluarga nya dan termasuk mempertahankan jabatan atau kursinya, giliran kursi dan meja nya goyang disitulah dia meminta pertolongan untuk mempertahankan jabatan itu itu sudah sifat manusia sejak Adam dan Hawa diciptakan Tuhan ke dunia ini karena manusia itu punya nafsu mestinya haruslah berimbang akal ; pikiran, jiwa atau rasa serta kehendaknya agar hidup menjadi nyaman dan harmoni, sekedar tulisan artikel singkat semoga bermanfaat bagi kita saling mengingatkan untuk perbaikan dan kepribadian kita sebagai makhluk pribadi dan sosial serta makhluk yang beriman, berakhlak ; bermoral serta bermartabat.

 

Pengamat Sosial dan budaya serta pendidikan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *